Minggu, 28 Desember 2008

" Kebijakan Fiskal dan Moneter "

1. Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan cara memanipulasi anggaran pendapatan dan belanja negara.
Artinya, pemerintah dapat meningkatkan/ menurunkan pendapatan negara atau belanja negara dengan tujuan untuk mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional.
Kebijakan fiskal menggunakan belanja pemerintah, pembayaran transfer, pajak, dan pinjaman untuk mempengaruhi variabel makro ekonomi seperti tenaga kerja, tingkat harga, dan tingkat GDP.

Alat kebijakan fiskal dapat dipisahkan menjadi 2 kategori :
 
1. Kebijakan Fiskal Stabilisator Otomatis
Ialah pos pendapatan dan belanja dalam anggaran belanja pemerintah federal yang berubah secara otomatis dengan mengikatnya ataupun menurunnya kondisi perekonomiannya.

2. Kebijakan Fiskal Diskrit
ialah diperlukan kebijakan yang sifatnya terus-menerus secara sengaja terhadap belanja pemerintah, perpajakan, dan transfer untuk mencapai tujuan makroekonomi.

Time-Lag dalam Kebijakan Fiskal
Waktu yang dibutuhkan untuk menyetujui dan menerapkan kebijakan fiskal, mungkin menghambat efektifitas kebijakan fiskal diskrit sebagai alat stabilitasi makroekonomi. Bahkan jika suatu resep fiskal sesuai dengan kondisi perekonomian pada saat diusulkan, lamanya waktu yang diperlukan untuk menyetujui dan menerapkan kebijakan tersebut mungkin dapat lebih merusak daripada memperbaiki keadaan.

Kebijakan tersebut mungkin berpengaruh setelah perekonomian membaik dengan sendirinya. Mengingat resesi baru dapat diidentifikasi paling cepat enam bulan setelah mulai terjadinya dan karena 8 kali resesi sejak tahun 1949, rata-ratanya berlangsung hanya selama 11 bulan, maka hanya terbuka sedikit peluang saja untuk penerapan kebijakan fiskal diskrit

Kebijakan Fiskal Diskrit dan Pendapatan Permanen

Kebijakan Fiskal Diskrit adalah dapat dibuka dan ditutup seperti sebuah kran, mendorong perekonomian pada saat dan jumlah yang tepat. Dengan Marginal Propensity to Consume tertentu, perubahan pajak dapat meningkatkan atau menurunkan Dispossible Income sehingga konsumsi dapat berubah sesuai dengan yang diinginkan.

Pendapatan Permanen adalah pendapatan yang diperkirakan diterima rata-rata selama jangka panjang. Manipulasi jangka pendek terhadap tarif pajak untuk mempengaruhi konsumsi tidak akan berdampak sesuai harapan selama masyarkat memandang perubahan pajak tersebut hanya bersifat temporer.

Pengaruh Feedback Kebijakan Fiskal dalam Penawaran Agregat

Kebijakan fiskal mungkin juga mempengaruhi penawaran agregat meskipun sering pengaruhnya tidak disengaja. Sebagai contoh, pemerintah meningkatkan bantuan pengangguran dan membiayai pembayara transfer. Pembayaran transfer ini dengan meningkatkan pajak yang diberlakukan bagi pekerja.
Apabila prospencity to consume sama untuk kedua kelompok tersebut (pekerja dan penganggur), penurunan belanja bagi mereka yang pajaknya meningkat seharusnya sama dengan peningkatan belanja penerima transfer.
Menurut teori kebijakan fiskal tentang permintaan agregat, seharusnya tidak terjadi perubahan permintaan agregat dan GDP rill ekuilibrium juga tidak berubah. 


Eksperimen Sisi penawaran

Pada tahun 1981-1988 sebagai kurun waktu pembahasan kita dapat membuat observasi mengenai pengaruh pemotongan pajak pendapatan pemerintah federal pada tahun 1981 yang bertahap selama 3 tahun. Setelah pemotongan pajak disetujui tetapi sebelum ada pengaruhnya, resesi menimpa banyaknya perekonomian angka pengangguran melonjak hingga 10% pada tahun 1982. 

2. Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter merupakan upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan (yang lebih baik) yang dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar/ mengubah permintaan akan uang.

Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan, menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan ekonomi bertumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi.

Tiga Instrumen utama yang digunakan untuk mengatur jumlah uang yang beredar:

1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
3. Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Ratio) 
   
  Namun diluar tiga instrumen itu (yang merupakan kebijakan moneter bersifat 
  kuantitatif), pemerintah dapat melakukan Imbauan Moral (moral persuation).

  1. Operasi Pasar Terbuka
ialah pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah (Government Securities).

  2. Politik Diskonto
  ialah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas Bank-bank umum yang 
  meminjam ke Bank Sentral.

3. Rasio Cadangan Wajib
  Penetapan rasio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang beredar. Jika rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
• Imbauan Moral 
  dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan atau mengendalikan jumlan uang yang beredar

Keuntungan Kebijakan Moneter
Kekurangan-kekurangan kebijakan fiskal sangat kontras dengan potensi kebijakan moneter diskresioner. Kebijakan moneter dapat diubah dengan cepat ; Bank Sentral merupakan badan independen dan tidak membutuhkan tindakan kongres untuk mengubah tingkat bunga dan kondisi kredit. Lagipula kebijakan moneter sangat efektif dalam hal ekspansi atau kontraksi perekonomian.

Karena alasan-alasan tersebut, sebagian besar ekonom cenderung memilih kebijakan moneter sebagai alat utama untuk stabilisasi jangka pendek, Kebijakan fiskal dalam hal ini akan digunakan untuk mengoreksi keseimbangan investasi tabunga nasional dan diharapkan melawan setiap resesi dan inflasi besar yang tidak dapat ditangani dengan kebijakan moneter semata. 

Kebijakan Moneter dibedakan menjadi dua:

1. Kebijakan uang ketat (Tight Money Policy)

 Kebijakan yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, 
  sehingga menyangkut pemberian fasilitas kredit perbankan yang sangat selektif.
   
  2. Kebijakan uang longgar (Easy Money Policy)

  Kebijakan yang dengan mudah dapat memberikan kredit perbankan guna 
  memperbanyak jumlah uang beredar.

Beberapa Kasus Ekonomi yang terjadi dewasa ini :

Ekonom Rizal Ramli mengatakan, risiko krisis global terhadap Indonesia adalah potensi berhentinya investor menanamkan modal di Indonesia.
“Ini kemudian diatasi dengan kebijakan menaikkan suku bunga dan melakukan intervensi di pasar uang untuk mencegah kemerosotan Rupiah yang menguras devisa”. Kisah sukses ekonomi makro yang diumbar pemerintah pun menjadi hambar,” kata Rizal.

Ini adalah efek dari Tsunami keuangan global dengan episientrum di AS, melibatkan maha guru raksasa keuangan global. 

Kasus perekonomian yang terjadi sekarang ini
Dengan kebangkrutan Lehman Brothers, membuat investor dan relasi bisnis dari berbagai lembaga keuangan mempertanyakan kredibilitas lembaga serupa.
• Saham lembaga pembiayaan Inggris, HBOS, anjlok drastis dan kemudian naik kembali karena rumor akan mendapatkan bantuan dari Lloyd TSB (Sebuah Bank di Inggris).
• Transaksi di bursa saham Rusia, RTS, terpaksa dihentikan karena indeks anjlok 6 persen.
• Saham Fortis (bank Belgia-Belanda)anjlok, Saham Aegon (asuransi Belanda) juga anjlok.
• Saham UBS (bank Swiss) anjlok karena imbas krisis di perumahan di AS. Zurich Financial services (asuransi Swiss) berpotensi rugi 250 juta dollar AS atas pinjaman ke Lehman Brothers.
• Saham lembaga keuangan Jepang yang memberikan pinjaman ke Lehman Brothers , seperti Mizuho Financial Group Inc, Mitsubisi UFJ Financial Group Inc, Sumitomo Mitsui Financial Group Inc, anjlok tajam.
• Gubernur Bank Sentral Thailand Tarisa Watanagase meyakinkan investor bahwa kebangkrutan Lehman Brothers tak berimbas ke Thailand. 
• AIG cabang Singapura dan American International Assurance Company Limited (AIA) diserbu nasabah yang ingin menarik dana mereka.
• Kejatuhan Lehman Brothers membuat investor untuk sementara berhenti dari berspekulasi. Dampaknya berupa penurunan harga minyak, yang menguntungkan konsumen global.
• Muncul semangat kuat di AS untuk mengatur lembaga keuangan, yang diakatan terlalu rakus tanpa memperhitungkan risiko kerugian.  

       Bursa saham global bergejolak pada hari ketiga, rabu (17/9). Indeks Dow Jones (AS) anjlok 324,70 poin, menjadi 10.734,22 poin, rabu. Lehman Brothers bangkrut karena keteledoran CEO Richard Fuld yang dijuluki si “ Gucilla”, kasus Lehman memberi efek domino pada korporasi keuangan global.









Tidak ada komentar: