Minggu, 28 Desember 2008

“Mengenal Usaha Kewirausahaan “

1. pengertian kewirausahaan

     “Kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997).

     Menurut Salim Siagian (1999), kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan / masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen. 

      Pengertian diatas mencakup esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang betujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan / masyarakat.

2. Membangun etos kerja kewirausahaan

    Salah satu sumber yang menimbulkan bencana nasional akhir-akhir ini adalah karena tidak dimilikinya etos kerja yang memadai bagi bangsa kita. Belajar dari negara lain, Jerman dan Jepang yang luluh lantak di PD II. Tetapi kini, lima puluh tahun kemudian, mereka menjadi bangsa termaju di Eropa dan Asia. Mengapa? Karena etos kerja mereka tidak ikut hancur. Yang hancur hanya gedung-gedung, jalan, dan infrastruktur fisik.

   Max Weber menyatakan intisari etos kerja orang Jerman adalah : rasional, disiplin tinggi, kerja keras, berorientasi pada kesuksesan material, hemat dan bersahaja, tidak mengumbar kesenangan, menabung dan investasi. Di Timur, orang Jepang menghayati “bushido” (etos para samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang disebut oleh Jansen H. Sinamo
(1999) sebagai “karakter dasar budaya kerja bangsa Jepang”.
 
         Ada 7 prinsip dalam bushido, ialah :
1. Gi
Yaitu keputusan benar diambil dengan sikap benar berdasarkan kebenaran, jika harus mati demi keputusan itu, matilah dengan gagah, terhormat.


2. Yu : berani, ksatria.


3. Jin : murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesamA.


4. Re : bersikap santun, bertindak benar


5. Makoto : tulus setulus-tulusnya, sungguh-sesungguh-sungguhnya, tanpa pamrih


6. Melyo : menjaga kehormatan martabat, kemuliaan.


7. Chugo : mengabdi, loyal. Jelas bahwa kemajuan Jepang karena mereka komit dalam penerapan bushido, konsisten, inten dan berkualitas.

   Indonesia mempunyai falsafah Pancasila, tetapi gagal menjadi etos kerja bangsa kita karena masyarakat tidak komit, tidak inten, dan tidak bersungguh-sungguh dalam menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Maaf cakap “Ketuhanan Yang Maha Esa” misalnya, sering ditampilkan sebagai “Keuangan yang maha kuasa”. Kemanusiaan yang adil dan beradab, diterapkan menjadi “Kekuasaan menentukan apa yang adil dan siapa yang beradab”, “Persatuan Indonesia” prakteknya menjadi “persatuan pejabat dan konglemerat” dsb. Inilah bukti dari ramalan Ronggowarsito dan inilah zaman edan.

   Dampak kondisi ini etos kerja yang berkembang adalah etos kerja asal-asalan. Beberapa pernyataan berikut adalah gambaran ungkapan yang sering muncul ke permukaan yang menggambarkan etos kerja asal-asalan, atau istilah Sinamo (1999) sebagai “etos kerja edan”, ialah : (1) bekerjalah sesuai keinginan penguasa, (2) bekerja sebisanya saja, (3) bekerja jangan sok suci, kerja adalah demi uang, (4) bekerja seadanya saja nggak usah ngoyo, tak lari gunung dikejar, (5) bekerja harus pinter-pinter, yang penting aman, (6) bekerja santai saja mengapa harus ngotot, (7) bekerja asal-asalan saja, wajar-wajar saja, kan gajinya kecil, (8) bekerja semau gue, kan di sini saya yang berkuasa. Ungkapan-ungkapan seperti tersebut di atas menggambarkan tidak adanya etos kerja yang pantas untuk dikembangkan apalagi menghadapi persaingan global. Maka dari itu wajarlah jika bangsa ini harus menerima pil pahit bencana nasional krisis yang berkepanjangan yang tak kunjung usai.

Untuk mencapai kualifikasi Wirausaha Unggul maka SDM Perusahaan harus memiliki Etos Kerja Unggul. Jansen H. Sinamo (1999) mengembangkan 8 Etos Kerja Unggulan sebagai berikut :

1. Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar.
 

   Suci berarti diabdikan, diuntukkan atau diorientasikan pada Yang Suci. Penghayatan kerja semacam ini hanya mungkin terjadi jika seseorang merasa terpanggil. Bukan harus dari Tuhan, tapi bisa juga dari idealisme, kebenaran, keadilan, dsb. Dengan kesadaran bahwa kerja adalah sebuah panggilan suci, terbitlah perasaan untuk melakukannya secara benar.


2. Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras :
 

    Maksudnya adalah bekerja membuat tubuh, roh dan jiwa menjadi sehat. Aktualisasi berarti mengubah potensi menjadi kenyataan. Aktualisasi atau penggalian potensi ini terlaksan melalui pekerjaan, karena kerja adalah pengerahan energi bio-psiko-sosial. Akibatnya kita menjadi kuat, sehat lahir batin. Maka agar menjadi maksimal, kita akan sanggup bekerja keras, bukan kerja asal-asalan atau setengah setengah.

3. Kerja itu rahmat, kerja adalah terimakasihku, aku sanggup bekerja tulus :
 

    Rahmat adalah karunia yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Respon yang tepat adalah bersyukur dan berterima kasih. Ada dua keuntungan dari bekerja sebagai rahmat, (1) Tuhan memelihara kita, dan (2) disamping secara finansial kita mendapat upah, juga ada kesempatan belajar, menjalin relasi sosial, dsb. Pemahaman demikian akan mendorong orang untuk bekerja secara tulus.


4. Kerja itu amanah, kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup bekerja tuntas .


  Melalui kerja kita menerima amanah. Sebagai pemegang amanah, kita dipercaya, berkompeten dan wajib melaksanakannya sampai selesai. Jika terbukti mampu, akhlak terpercaya dan tanggung jawab akan makin menguat. Di pihak lain hal ini akan menjadi jaminan sukses pelaksanaan amanah yang akan menguklir prestasi kerja dan penghargaan. Maka tidak ada pekerjaan yang tidak tuntas.

5. Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup bekerja kreatif.


  Apapun yang anda kerjakan pasti ada unsur keindahan, keteraturan, harmoni, artistik seperti halnya seni. Untuk mencapai tingkat penghayatan seperti itu dibutuhkan suatu kreativitas untuk mengembangkan dan menyelesaikan setiap masalah pekerjaan. Jadi bekerja bukan hanya mencari uang, tetapi lebih pada mengaktualisasikan potensi kreatif untuk mencapai kepuasan seperti halnya pekerjaan seni.

6. Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja serius .


  Tuhan mewajibkan manusia beribadah (dalam arti ritual) dan beribadah (dalam artian kerja yang diabdikan pada Tuhan). Kerja merupakan lapangan konkrit melaksanakan kebajikan seperti: untuk pembangunan bangsa, untuk kemakmuran, untuk demokrasi, keadilan, mengatasi kemiskinan, memajukan agama, dsb. Jadi bekerja harus serius dan sungguh-sungguh agar makna ibadah dapat teraktualisasikan secara nyata sebagai bentuk pengabdian pada Tuhan.

7. Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna.


  Secara moral kemuliaan sejati datang dari pelayanan. Orang yang melayani adalah orang yang mulia. Pekerjaan adalah wujud pelayanan nyata bagi institusi maupun orang lain.Kita ada untuk orang lain dan orang lain ada untuk kita. Kita tidak seperti hewan yang hidup untuk dirinya sendiri. Manusia moral seharusnya mampu proaktif memikirkan dan berbuat bagi orang lain dan masyarakat. Maka kuncinya ia akan sanggup bekerja secara sempurna.

8. Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul.


  Sebagai kehormatan kerja memiliki lima dimensi : (1) pemberi kerja menghormati kita karena memilih sebagai penerima kerja (2) kerja memberikan kesempatan berkarya dengan kemampuan sendiri, (3) hasil karya yang baik memberi kita rasa hormat, (4) pendapatan sebagai imbalan kerja memandirikan seseorang sehingga tak lagi jadi tanggungan atau beban orang lain, (5) pendapatan bisa menanggung hidup orang lain. Semuanya adalah kehormatan. Maka respon yang tepat adalah menjaga kehormatan itu dengan bekerja semaksimal mungkin untuk menghasilkan mutu setinggi – tingginya. Dengan unggul di segala bidang kita akan memenangkan persaingan.

3 Keuntungan dan Kelemahan Kewirausahaan 

  Keuntungan Kewirausahaan yaitu :
1. Terbuka lebar kesempatan untuk menjadi bos dalam perusahaan
2. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal 
3. Terbuka peluang untuk memperlihatkan potensi wirausaha secara penuh 
4. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dalam usaha
5. Terbuka peluang untuk mecapai tujuan usaha yang dikehendaki

  Kelemahan Kewirausahaan yaitu :
1. Tanggung jawab sangat besar dan berat di dalam menghadapi permasalahan bisnis
2. Bekerja keras dan waktunya sangat panjang
3. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memiliki resiko yang sangat besar.

4 Faktor – Faktor Keberhasilan dan kegagalan
   
  Keberhasilan Wirausahawan

 
 Untuk menjadi seorang wirausahaan, diperlukan dukungan dari orang lain yang berhubungan dengan bisnis yang kita kelola. Seorang wirausaha harus mau menghadapi tantangan dan resiko yang ada. Resiko dijadikan sebagai pemacu untuk maju, dengan adanya resiko, seorang wirausaha akan semakin maju.

 Menurut Murphy dan Peek yang diterjemahkan dalam bukunya oleh Bukhari Alam, ada delapan anak tangga yang meliputi keberhasilan seorang wirausaha dalam mengembangkan profesinya, yaitu :

a. Kerja keras
Kerja keras merupakan modal keberhasilan seorang wirausaha. Setiap pengusaha yang sukses menempuh kerja keras yang sungguh – sungguh dalam usahanya.

b. Kerjasama dengan orang lain
Kerjasama dengan orang lain dapat diwujudkan dalam lingkungan pergaulan sebagai langkah pertama untuk mengembangkan usaha. Seorang wirausaha harus murah hati, mudah bergaul, ramah dan disenangi masyarakat dan menghindari perbuatan yang merugikan orang lain. 

c. Penampilan yang baik 
Penampilan yang baik ditekankan pada penampilan perilaku yang jujur dan disiplin.

d. Yakin
Seorang wirausaha harus dapat yakin kepada diri sendiri, yaitu keyakinan untuk maju dan dilandasi ketekunan serta kesabaran.

e. Pandai membuat keputusan
Seorang wirausaha harus dapat membuat keputusan. Jika dihadapkan pada alternative sulit, dengan cara prtimbangan yang matang, jangan ragu – ragu dalam mengambil keputusan yang baik sesuai dengan keyakinan. 

f. Mau menambah ilmu pengetahuan
Dengan menambah ilmu pengetahuan, terutama di bidang usaha, diharapkan seorang wirausaha dapat mendukung kemampuan dan kemajuan dalam usaha.
  
g. Ambisi untuk maju
Tanpa ambisi yang kuat, seorang wirausaha tidak akan dapat mencapai keberhasilan. Ambisi yang kuat, harus diimbangi dengan usaha yang keras dan disiplin diri yang baik.

h. Pandai berkomunikasi
Seorang wirausaha harus dapat menarik orang lain dengan tutur kata yang baik, sopan, jujur dan percaya diri. Dengan demikian akan member kesan kepada orang lain menjadi tertarik dan orang akan percaya dengan apa yang disampaikan.

Kegagalan Wirausahawan
   
  Penyebab kegagalan dalam usaha pada umumnya disebabkan oleh 4 faktor utama, yaitu: 
1. Kurangnyadana untuk modal
2. Kurangnya pengalaman dalam bidang bisnis
3. Tidak adnya perencanaan ang tepat dan matang
4. Tidak cocoknya minat terhadap bidang usaha yang sedang dijalaninya.


Menurut Alex S. Niti Semito, kegagalan wirausahawan dalam menjalankan bisnisnya terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Kegagalan yang dapat dihindarkan
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi, karena pengusaha dapat menghindarkai dan dapat diantisipasi sebelumnya.
Misalnya : Salah mengelola perusahaan, tidak ad rencana yang matang, pelayanan yang kurang baik, dan lain – lain.

2. Kegagalan yang tidak dapat dihindarkan
Yaitu kegagalan yang sulit atau hamper tidak dapat dihindari seperti bencana alam, peperangan, kebakaran, kecelakaan.

  Sebab – sebab kegagalan dalam menjalankan usaha, yaitu :
- Kurang ulet dan cepat putus asa.
- Kurang tekun dan kurang teliti
- Tidak jujur dan kurang cekatan
- Kekeliruan dalam mmilih lapangan usaha
- Kurang inisiatif dan kurang kreatif
- Memulai usaha tanpa pengalaman dengan modal pinjaman
- Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang.
- Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen
- Pelayanan yang kurang baik
- Banyaknya piutang ragu – ragu
- Banyaknya pemborosan dan penyimpangan
- Kekeliruan menghitung harga pokok 
- Menyamakan perusahan sebagai badan sosial
- Sulit memisahkan antara harga pribadi dengan harta perusahaan
- Kemacetan yang sering terjadi
- Kurangnya pengawasan

5 Karakteristik Wirausahawan
   
 Seorang wirausaha yang sukses harus mempunyai kerakteristik yang baik dan menarik, karakteristik seorang wirausaha akan terlihat dan berkembang melalui ilmu pengetahuan, pengalaman yang diperoleh dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Jadi, karakteristik adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak, perilaku, tabiat, sikap orang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

 Karakteristik seorang wirausaha yang baik, akan membawa kearah kebenaran, keselamatan serta menaikkan derajat dan martabatnya. 

  Karakteristik wirausahawan yang perlu dimiliki dan pelu dikembangkan adalah :
1. Berwatak luhur
2. Bekerja keras dan disiplin
3. Mandiri dan realistis
4. Prestatif dan komitmen tinggi
5. Berfikir positif dan bertanggung jawab
6. Dapat mengendalikan emosi
7. Tidak ingkar janji, menepati janji dan waktu
8. Belajar dari pengalaman
9. Memperhitungkan resiko
10. Merasakan kebutuhan orang lain
11. Bekerjasama dengan orang lain
12. Menghasilkan sesuatu untuk orang lain
13. Memberi semangat kepada orang lain
14. Mencari jalan keluar bagi setiap permasalahan
15. Merencanakan sesuatu sebelum bertindak

Keberhasilan dalam bidang bisnis selalu berhubungan dengan hal – hal sebagai berikut :
a. Sikap dan perilaku disiplin, merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang didalam berwirausaha.
b. Komitmen tinggi, artinya seorang wirausahawan itu setiap saat pikirannya tidak lepas dari perusahaannya atau bisnisnya.
c. Jujur, artinya mau dan mampu mengatakan sesuatu sebagaimana adanya. 
d. Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
e. Inovatif yaitu merupakn suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan dan ide – ide yang dapat dijual.
f. Mandiri dan realistis, artinya bahwa keberhasilan seorang wirausaha datangnya dari diri sendiri dan ide yang realistis dan bukan dari orang lain.

6 Sifat – sifat yang harus dimiliki oleh wirausahawan 
   
1. Percaya diri
Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan rohaninya. Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif dan kritis, emosionalnya stabil, dan tidak gampang tersinggung.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil
Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita berusaha menyingkirkan prestise. Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang kita kerjakan adalah halal. 

3. Pengambilan Resiko
Wirausahawan penuh resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku, dan sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan.

4. Kepemimpinan
Pemimpin yang baik harus mau menerima kritik dari bawahan, ia harus bersifat responsive.

5. Keorisinilan
Yang dimaksud orisinil di sini adalah tidak hanya mengikuti orang lain, tetapi memliki pendapat sendiri, ad ide yang orisinil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetapi produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi dari komponen – komponen yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu yang baru.

6. Berorientasi ke masa depan
Untuk menghadapi pandangan jauh ke depan, seorang wirausaha akan menyusun perencanaan dan strategi yang matang, agar jelas langkah – langkah yang akan dilaksanakan.

7. Kreativitas
Menurut Conny Setiawan (1984:8), kreativitas artinya sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru. Produk baru artinya tidak perlu seluruhnya baru, tetapi dapat merupakan bagian – bagian produk saja.Contoh : Seorang wirausaha membuat berbagai kreasi dalam kegiatan usahanya, seperti susunan barang, pengaturan rak pajangan, menyebarkan brosur promosi, dan sebagainya. Jadi, Kretivitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi – kombinasi baru atau melihat hubungan – hubungan baru antara unsur, data, variable yang sudah ada sebelumnya. 

 Konsep 10 D dari Bygrave : 

• Dream
  Seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap masa depan pribadi bisnisnya dan yang paling penting adalah dia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impian tersebut.

• Decisiveness
  Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat, kecepatan dan ketepatan dia mengambil keputusan adalah merupakan faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.

• Doers
  Seorang wirausaha tidak mau menunda – nunda kesempatan yang dapat dimanfaatkan.

• Determination
  Seorang wirausaha dalam melaksanakan kegiatannya memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dia dihadapkan pada halangan atau rintangan yang tidak mungkin diatasi.

• Dedication 
  Dedikasi seorang wirausahawan sangat tinggi, semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata – mata untuk kegiatan bisnisnya.

  • Devotion
  Devotion berarti kegemaran atau kegila – gilaan. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat efektif untuk menjuak produk yang ditawarkannnya,
Karena seorang wirausahawan akan mencintai pekerjaan bisnisnya.

  • Details
  Seorang wirausahawan akan selalu memperhatikan faktor – faktor kritis. Dia tidak akan mengabaikan faktor – faktor kecil tertentu yang dapat menghambat kegiatan usahanya. 

  • Destiny
  Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya.

  • Dollars
  Wirausahawan tidak sangat mengutamakan kekayaan, motivasinya bukan 
  memperoleh uang, akan tetapi uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya.

  • Distribusi
  Seorang wirausahawan bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap 
  orang – orang kepercayaannya, yaitu orang – orang yang kritis dan mau diajak untuk 
  mencapai sukses dalam bidang bisnisnya. 
   
1. Beberapa kelemahan wirausaha Indonesia

Kelemahan tersebut adalah : 
a. Sifat mentalitet yang meremehkan mutu
b. Sifat mentalitet yang suka menerabas
c. Sifat tak percaya kepada diri sendiri
d. Sifat tak berdisiplin murni
e. Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh.
Masyarakat kita begitu cepat ingin menikmati waktu santai walaupun penghasilannya belum begitu tinggi.

2. Pemanfaatan waktu


   Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk santai. Tetapi seharusnya kita menggunakan waktu lebih banyak untuk kegiatan produktif. Bagi wirausahawan hari libur tidak banyak, bahkan mereka menganggap hari libur sebagai peluang bisnis, mereka tidak libur, tetapi melayani kebutuhan masyarakat yang sedang berlibur. Seorang wirausahawan sejati adalah seorang yang dapat bekerja dalam satu tim, biasa mempercayai orang lai, tidak bekerja sendiri, one – man show.
Bagi wirausahawan, tentu pembicaraan lebih fokus pada bisnis, mana ancaman, yang harus dihindarkan, dan mana peluang yang dapat dimanfaatkan, bertukar pikiran dengan relasi adalah bahan pembicaraan utama para pelaku bisnis. 

7. Jalan Menuju Wirausaha Sukses

1. Mau bekerja keras


   Kerja keras merupakn modal dasar untuk keberhasilan seseorang. Sikap kerja keras harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Dalam hal ini, unsur disiplin memainkan peranan penting.

2. Bekerjasama dengan orang lain


  Perbanyaklah teman dengan orang – orang dibawah ataupun dengan orang – orang diatas kita. Seorang wirausahawan yang mudah bergaul, disenangi masyarakat, sehingga memudahkannya bekerja sama dalam mencapai keberhasilan.

1. Penampilan baik


   Pribadi yang baik dan jujur akan disenangi orang dimana – mana dan akan sukses bekerja sama dengan siapa saja. 
   
2. Yakin


  Kita harus memiliki keyakinan diri, bahwa kita akan sukses melakukan suatu usaha, jangan ragu, dan bimbang. Self confidence ini diimplementasikan dalam tindakan sehari – hari, melangkah pasti, tekun, sabar, tidak ragu – ragu.

3. Pandai membuat keputusan 


   Jika anda dihadapkan pada alternative, harus memilih, maka buatlah pertimbangan yang matang. Kumpulkan berbagai informasi, boleh minta pendapat orang lain, setelah itu ambil keputusan, jangan ragu – ragu.

4. Mau menambah ilmu pengetahuan


   pendidikan ini bukan berarti harus masuk perguruan tinggi, melainkan pendidikan dalam bentuk kursus – kursus, penataran di kantor, membaca buku, dan sebagainya.

5. Ambisi untuk maju

 
   Orang – orang yang gigih dalam menghadapi pekerjaan dan tantangan, biasanya banyak berhasil dalam menghadapi pekerjaan dan tantangan, biasanya banyak berhasil dalam kehidupan. Apapun jenis pekerjaan yang dilakukan, profesi apapun yang dihadapi, kita harus mampu melihat ke depan dan berjuang untuk menggapai apa yang diinginkan.

6. Pandai berkomunikasi


   PanDai berkomunikasi berarti pandai mengorganisasi buah pikiran ke dalam bentuk ucapan – ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak di dengar, mampu menarik perhatian orang lain. Komunikasi yang baik, diikuti dengan perilaku jujur, konsisten dalam pembicaraan akan sangat membantu seseorang dalam mengembangkan karir masa depannya. 

8 Etika Wirausaha
   
1. Gejala tidak jujur di masyarakat.


    Merosotnya rasa solidaritas, tanggung jawab sosial, dan tingkat kejuruan di kalangan kelompok bisnis dan anggota masyarakat, merupakan gejala umum, dan meruntuhkan teori – tori soliditas, likuiditas, bonafiditas, yang menyangkut kepercayaan, bisa sipercaya dari segi moral, segi keuangan, tepat bila berjanji. Dalam dunia bisnis, semua orang tidak mengharapkan memperoleh perlakuan tidak jujur dari sesamanya. Praktek manipulasi tidak akan terjadi jika dilandasi moral yang tinggi. Moral dan tingkat kejujuran rendah akan menghancurkan tata nilai etika bisnis itu sendiri.

2. Pengertian Etika


   Etika adalah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etika adalah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai kreditur, saingan, dan sebagainya. Orang – orang bisnis diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitas di masyarakat.

3. Keuntungan menjaga etika


   Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam keseharian kegiatan bisnis, namun harus selalu dijaga terus – menerus, sebab reputasi sebagai perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu pendek, tetapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan asset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusahaan. 

4. Konsumerisme

   Konsumerisme adalah gerakan protes dari para konsumen atau masyarakat, karena perlakuan para pengusaha / wirausaha yang kurang baik dalam melayani konsumen. Artinya bahwa konsumerisme ialah bahwa konsumerisme ialah suatu tindakan dari individu atau organisasi konsumen, lembaga pemerintah dan perusahaan sebagai jawaban ketidakpuasan yang diterima dalam hubungan dengan jual beli.

            Hak – hak konsumen :


- Hak untuk memilih, jangan hanya ditawarkan komoditi satu jenis saja, tanpa ada pilihan.
- Konsumen berhak memperoleh informasi dari produsen, terhadap barang yang akan dibeli, baik mengenai bahan, cara pemakaian, daya tahan, dan sebagainya.
- Jika ada keluhan konsumen, harus didengar. Jika ada tuntutan konsumen harus segera diperhatikan oleh produsen.
- Apabila konsumen menggunakan produk, harus dijaga keselamatan konsumen, jangan sampai barang yang telah dibeli membahayakan konsumen terutama dalam hal mainan anak – anak, atau obat.

1. Masalah polusi 

   Green Marketing adalah mendesain kegiatan marketing untuk melestarikan lingkungan agar mneimbulkan citra baik terhadap perusahaan. Usaha melestarikan lingkungan ini bisa berbentuk kegitan menanam pepohonan di lingkungan perusahaan, mengelola air limbah sebelum dibuang ke selokan/ sungai, member filter udara pada cerobong asap pabrik, mengurangi polusi tanah, dengan recycling atau mengelola kembali sampah yang dihasilkan pabrik, dan sebainya. Para pengusaha berkeyakinan bahwa kebijaksanaan green marketing yang dilancarkan oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap keputusan membeli konsumen terhadap suatu produk. 

2. Budaya perusahaan


   Untuk menanamkan kebiasaan baik pada karyawan, maka perlu dikembangkan budaya perusahaan dalam sebuah organisasi. Budaya perusahaan ialah karakteristik suatu organisasi perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma – norma bersama yang dianut oleh seluruh jajaran perusahaan. Jika pada sebuah perusahaan ada kebiasaan – kebiasaan yang kurang baik, ini harus cepat diubah. Kemampuan mengubah budaya perusahaan merupakan kunci keberhasilan menyusun dan melaksanakan strategi perusahaan untuk masa depan. Dalam hal ini, contoh atau suri teladan dari unsur pimpinan sangat berpengaruh terhadap pembentukan budaya perusahaan. Oleh sebab itu pengembangan budaya perusahaan harus dilakukan karena sangat bermanfaat untuk meningkatkan sense of identity, sense of belonging, komitmen bersama, stabilitas internal perusahaan, pengendalian sifat – sifat yang kurang baik, dan akhirnya akan menjadi pembeda satu perusahaan dengan perusahaan lain, dan akhirnya akan menimbulkan citra tersendiri bagi kemajuan perusahaan. 

                      Kesimpulan =>


 Jiwa kewirausahaan seseorang bukanlah merupakan faktor keturunan, namun dapat dipelajari secara ilmiah dan ditumbuhkan bagi siapa pun juga. Yang penting dan yang utama adalah semangat untuk terus mencoba dan belajar dari pengalaman. “Gagal itu biasa, berusaha terus itu yang luar biasa”, mungkin seperti itulah gambaran yang harus dikembangkan oleh manusia – manusia Indonesia agar tetap eksis dalam pertarungan bisnis yang semakin transparan dan terbuka. 
 




 












   












































   

















 




Tidak ada komentar: